Sabtu, 10 Maret 2012

story

CURHAT MALAM

Malam sepi, 18 Desember 2005
Vi, malam ini aku sedih. Bagaimana tidak? Aku tak jua mendapatkan apa yang kuharapkan selama ini. Huh, aku hanya bisa menghembuskan nafas kuat-kuat, lelah.
Vi, kadang kala aku berpikir bahwa hidup ini tak adil. Mengapa harus aku yang selalu mengalami kesialan ini? Kenapa tak ada orang lain yang juga mengalaminya? Ah, mungkin aku belum menemukan orang yang bernasib denganku Vi, atau bahkan, nasibnya lebih buruk dariku?
Tapi sekali lagi Vi, aku berpikir bahwa hanya aku sendiri yang selalu mengalami hal ini. Mengapa? Karena seumur hidupku memang tak pernah menemukan orang yang bernasib sama atau lebih buruk dariku. Vi, mengapa aku begitu lemah?
Vi, malam ini aku kecewa. Bagaimana tidak? Aku tak jua mendapatkan perubahan berarti dalam perjalanan hidupku. Ah Vi, lagi-lagi hanya helaan nafas berat yang dapat mewakili perasaanku.
Vi, semakin aku mencoba untuk berubah, semakin pula aku tak kuasa melakukannya. Vi, adakah yang bisa membantuku untuk melakukannya? Adakah Vi? Dan jawabannya Vi, tak ada. Namun mungkin juga belum ada. Vi, dimana aku akan menemuinya?
Vi, pernahkah terpikir olehmu bagaimana perasaanku? Ah Vi, ku harap kau tak kan pernah merasakannya. Mengapa? Terlalu sakit Vi, dan aku tahu Vi, kau tak akan pernah bisa merasakan apa itu sakit....
Ah Vi, malam ini aku....
Aku sendiri tak mengerti...

Langit mendung, 27 Januari 2006
Vi, coba lihat kesana... Lihat ke atas cakrawala malam. Vi, tak ku temukan. Tak ku temukan seberkas cahaya putihnya. Kemana ia pergi Vi? Tahukah dirimu kemana ia pergi Vi? Ah Vi, lagi-lagi kau hanya diam. Tapi aku tahu maksudmu Vi...
Vi, tahukah kau aku begitu merindukannya? Cahayanya Vi, cahayanya. Cahaya putih berkilauan, redup memberi kesejukan. Itu yang membuatku merindukannya..
Vi, ku pikir aku telah menemukannya. Selama ini aku yakin aku telah menemukannya. Namun Vi, lagi-lagi aku salah. Ah Vi, mengapa aku selalu salah? Selalu salah menimbang rasa. Apakah hatiku tak lagi berfungsi dengan baik hingga selalu salah menimbang rasa? Ataukah selama ini aku telah buta karenanya? Karena cahaya redupnya membuat otot mataku harus berkontraksi kencang agar mampu melihat kerlip indahnya dari tempatku berada? Dan aku lelah Vi, lelah...
Yang pasti Vi, malam ini aku kehilangan... Kehilangan segalanya...

Bintang bertaburan, 13 Februari 2006
Vi, malam ini begitu indah.. Bintang bertaburan di langit biru kehitaman. Membentuk ribuan rasi yang memberikan artinya masing-masing, bagi mereka yang mengerti..
Vi, malam ini kembali kutemukan cahaya putih redup. Redup... Jauh.. Namun Vi, indah.....

Malam cerah, 21 Februari 2006
Vi, kau akan melihat segala yang ada di dunia ini indah jika seseorang ada di sampingmu. Dan malam ini Vi, cerah. Belum pernah malam secerah ini. Atau barukah ku sadari bahwa malam itu cerah?? Cahaya itu menyinari tubuhku dengan keindahannya, menyelimuti tubuhku dengan kehangatannya, melindungiku dengan kesejukannya. Ah Vi, tak perlu ambil pusing tentang semua itu. Yang penting aku bahagia menjalani semua yang ada.
Vi, dalam hati terbersit keraguan. Akankah ribuan malam yang menantiku disana akan tetap cerah? Akankah Vi?

Hujan meteor, 10 Maret 2006
Vi, malam ini aku melihat bukti kuasa Sang Pencipta yang maha indah. Hujan meteor.... Indah... Namun hatiku tak merasa indah Vi. Meski langit cerah, namun tak membuat hatiku senang. Mengapa? Vi, sekali lagi aku kehilangan cahaya itu. Cahaya redup di atas langit malam. Malam ini aku tak melihatnya Vi, ke segala penjuru langit aku mencarinya. Nihil. Tak jua ku temui Vi...
Dan Vi, ketakutanku selama ini terjadi. Ah Vi, sekali lagi aku gagal...

Malam pekat, pertengahan Mei 2009
Ah Vi, apa kabarmu? Masihkah kau mau mendengar ceritaku? Vi, kau masih seperti yang dulu. Meski waktu dan keadaan yang membuatku tak lagi menghiraukanmu, kau masih tak berubah. Diam berjuta bahasa. Namun, aku tetap mengerti apa maksud dari diammu. Terima kasih Vi, kau masih mau mendengar ceritaku. Tepatnya menjadi tempat aku menuliskan perjalanan hidupku yang hampa....
Vi, kau dengar lantunan lagu lawas yang mengalun perlahan dari radioku? Ah Vi, lagu itu membawa aku kembali ke masa lalu. Sakit. Tapi Vi, aku tahu belum saatnya sakit itu terobati. Obat yang ku butuhkan belum dapat ku temukan hingga saat ini. Namun aku tahu Vi, obat itu akan datang pada waktu yang tepat dan dengan cara yang indah...
Sekali lagi Vi, maafkan aku. Aku takkan lagi bercerita padamu. Sebelum aku menemukan obat bagi sakitku. Sungguh aku ingin kembali bercerita padamu. Tapi Vi, aku ingin menceritakan hari-hariku yang indah. Tunggulah Vi, akan datang masanya. Meski itu lama. Namun aku akan sabar menanti...
Dengarlah Vi, lagu itu masih mengalun....

Bintang-bintang dalam sedihku bercerita
Tentang rasa hati
Aku kini dalam duka tak bertepi terpatahkan hati
Dia telah pergi menggapai cinta yang lain
Kini ku sendiri tanpa dia menemani
Bintang-bintang mungkin takdir tak memihakku
Karna cinta slalu pergi dalam hidupku yang tak pasti
Ku slalu kecewa dan terus kecewa
Bintang cerahkan hatiku dengan sinarmu
Agar ku bertahan mengaharap cintanya
Entah sampai kapan dia dalam hatiku
Tersimpan namanya selalu

Praboe, pertengahan Mei 2009
Lost in Paradise
1090

Tidak ada komentar:

Posting Komentar